Rabu, 20 Februari 2013

etika bertelepon


Etika bertelepon
  1. Pegang ganggang telepon dengan baik
  2.  usahakan napas kita  pada saat berbicara tidak terdengar
  3.   Ucapkan salam baik pada saat kita menelepon atau menerima telepon
  4.   Jangan lupa tanyakan identitas penelepon
  5.  Gunakan smiling voice selama pembicaraan berlangsung, sejak pertama mengucapkan salam
  6.   Jaga kecepatan berbicara
  7.  Simak baik-baik pesan atau kalimat yang diucapkan lawan bicara
  8.  Apabila tidak mengerti, tidak ada salahnya kita melontarkan pertanyaan
  9. Simpulkan hal-hal penting sepanjang pembicaraan sebelum mengakhiri pembicaraan
  10. Akhiri pembicaraan dengan pertanyaan- pertanyaan
    11.   Lalu si penelepon yang menutup telepon tersebut 

pentingnya motivasi


Pentingnya Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja untuk menghasilkan uang maupun yang tidak.

Motivasi kerja sangatlah penting bagi Anda baik yang ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja tidak mungkin Anda mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir Anda.
Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.
Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan muncul ribuan tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi Anda. Belum rekan kerja, para pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan keryawan di perusahaan pesaing pun bisa mengancam karir Anda jika Anda tidak mampu mempertahankan kinerja yang baik. Jadilah yang terbaik, pertahankan motivasi kerja Anda. Tentu saja ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan.
ü  Pertama, faktor kebijakan perusahaan. Melipui gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Tidak memberikan dampak yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja. Jadi, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan tunjangan untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali, jika perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji, mungkin akan memiliki pengaruh.
ü  Kedua, faktor imbalan atau reward. Jika dikelola dengan baik, sistem imbalan atau reward terhadap karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk peningkatan motivasi.
ü  Ketiga, faktor kultur perusahaan. Nah, yang ini, jangan dianggap sepele. Meski terlihat sederhana, tetapi masalah kultur perusahaan bisa memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur-kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban akan meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan.
ü  Keempat, faktor kondisi mental karyawan itu sendiri. Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke depan. Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin. Sayangnya, faktor ini kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan.
Nah, bagi Anda seorang karyawan, apakah Anda sibuk menuntut tiga faktor pertama tadi atau sibuk mengembangkan diri menjadi seorang karyawan dengan motivasi kerja tinggi? Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika kualitas diri Anda lebih baik. Namun, itu tidak akan tercapai jika Anda hanya sibuk menuntut. Fokuslah pada diri Anda untuk menjadi lebih baik dan Anda akan mendapatkan yang lebih baik

Sabtu, 16 Februari 2013

unsur-unsur kebudayaan suku banjar



Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah propinsi Kalimantan Selatan.Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.Pengkategorian atas berbagai sistem kepercayaan yang ada ini dalam masyarakat Banjar sebagian berdasarkan atas kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya.Dalam ungkapan lain, istilah Islam Banjar setara dengan istilah-istilah berikut: Islam di Tanah Banjar, Islam menurut pemahaman dan pengalaman masyarakat Banjar, Islam yang berperan dalam masyarakat dan budaya Banjar, atau istilah-istilah lain yang sejenis, tentunya dengan penekanan-penekanan tertentu yang bervariasi antara istilah yang satu dengan lainnya.
Kepercayaan yang berasal dari ajaran Islam bukanlah satu-satunya kepercayaan religius yang dianut masyarakat Banjar, sistem ritual dan sistem upacara yang diajarkan Islam bukanlah satu-satunya sistem upacara yang dilakukan.Keseluruhan kepercayaan yang dianut orang Banjar menurut beberapa Sejarawan Banjar telah dibedakan menjadi tiga kategori.Yang pertama ialah kepercayaan yang bersumber dari ajaran Islam.Isi kepercayaan ini tergambar dari rukun iman yang ke enam.Kedua, kepercayaan yang berkaitan dengan struktur masyarakat Banjar pada zaman dahulu, yaitu pada masa sultan-sultan dan sebelumnya.Orang-orang Banjar pada waktu itu hidup dalam lingkungan keluarga luas, yang dinamakan bubuhan dan juga bertempat tinggal dalam lingkungan, bubuhan pula.Kepercayaan demikian ini selalu disertai dengan keharusan bubuhan melakukan upacara tahunan, yang biasa dinamakan sebagai aruh tahunan.Ketiga, kepercayaan yang berhubungan dengan beragam tafsiran dari masyarakat atas alam lingkungan sekitarnya, yang mungkin adakalanya berkaitan pula dengan kategori kedua.kepercayaan.Untuk kategori pertama mungkin lebih baik dinamakan kepercayaan Islam, kategori kedua kepercayaan bubuhan dan kategori ketiga kepercayaan lingkungan.





Ø Sistem kekerabatan suku banjar

Sistem kekerabatan suku Banjar pada umumnya adalah sama, untuk daerah seluruh Kalimantan Selatan. Suku Banjar mendasarkan kekerabatan mereka menurut garis dari keturunan ayah dan garis keturunan ibu atau bilateral.Tetapi di akui bahwa dalam hal-hal tertentu terutama yang menyangkut masalah kematian, perkawinan yang menjadi wali asbah adalah garis dari pihak ayah. Dalam hal masalah keluarga besar dan pengertian keluarga besar, maka berlaku garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu, keduanya diberlakukan sama.
Masyarakat suku Banjar mengenal istilah Bubuhan, yang dimaksud dengan istilah bubuhan dalam masyarakat Banjar adalah kelompok kekerabatan yang merupakan kumpulan dari keluarga batih yang merupakan satu kesatuan. Bubuhan ini yang menurut pengertian Sosiologi adalah keluarga besar, yaitu yang terdiri dari dua keluarga batih atau lebih yang masih mempunyai hubungan keturunan satu sama lain, baik menurut garis keturunan ayah atau ibu. Keluarga bubuhan, yang disebut keluarga besar, tetapi disebut pula keluarga luas.Dari perkawinan terbentuklah suatu kelompok kekerabatan yang sering disebut keluarga inti atau keluarga batih.Satu keluarga batih terdiri dari satu suami dan satu istri (atau lebih).Selama satu tahun tersebut, keluarga batih baru ini diberi kesempatan untuk mengerjakan sawah atau ladang sendiri dan orang tua istri, mereka selalu membantu kehidupan keluarga baru ini.Tetapi kalau keluarga baru ini belum mempunyai kemampuan hidup berpisah dari rumah keluarga istrinya, kecendrungan menetap dalam keluarga istri ini disebut matrilokal atau uksorilokal.Kalau ikut di keluarga pihak suami disebut patrilokal.Kalau mereka telah mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri dan berpisah dari orang tua (dari istri atau suami) disebut neolokal.sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di atas berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.
Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi), sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.
Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:
• minantu (suami / isteri dari anak ULUN)
• pawarangan (ayah / ibu dari minantu)
• mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)
• mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)
• sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN)
• mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)
• kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)
• sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)
• maruai (isteri sama isteri bersaudara)
• ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)
• panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)
• pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)
• badangsanak (saudara kandung)
Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam, boleh juga menggunakan kata aku untuk menunjuk diri sendiri.Sedangkan untuk menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian atau andika, dan kata ulun untuk menunjuk diri sendiri.

Ø Sistem pencahariaan suku banjar
Orang Banjar dikenal dengan julukan masyarakat air (`the water people') karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di sungai-sungai kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan.
Sebagian besar mereka hidup bertani dan menangkap ikan. Sekarang banyak pula yang bergerak dalam bidang perdagangan, transportasi, pertambangan, pembangunan, pendidikan, perbankan, atau menjadi pegawai negeri. Selain itu, mereka mempunyai keahlian menganyam dan membuat kerajinan permata yang diwariskan secara turun temurun. Upacara-upacara adat masih dipertahankan. Kekayaan alam dan kesuburan tanah tempat orang Banjar ternyata tidak otomatis meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana transportasi (kondisi jalan dan angkutan) yang terbatas menyebabkan produk pertanian dan non pertanian mereka sulit untuk dipasarkan. Selain itu, kesulitan mendapat modal juga mengurangi ruang gerak mereka.
Melihat corak ekonominya, maka dapat dibagi menjadi beberapa sub bidang yaitu:
1. Pertanian
Kehidupan masyarakat Banjar tidak lepas dengan kehidupan agrarisnya, mengingat kebanyakan penduduk Kal-Sel menyandarkan pendapatannya dalam bidang ini, walaupun untuk usaha sampinganpun juga dilakukan apalagi bagi penduduk yang bertempat tinggal didataran rendah, dataran tinggi, rawa dan dekat sungai. Dalam hal istilah dalam bertani sendiri, masing-masing mempunyai kata tersendiri untuk menyebutkannya seperti:
a.      Khusus dataran tinggi, ada beberapa kriteria penyebutan seperti: Ladang Tegalan atau Bahuma Gunung
Biasanya dilakukan oleh masyarakat yang bermukim didaerah pegunungan seperti pengunungan meratus yang sistemnya masih menggunakan sistem tebang-bakar atau swidden (berpindah) yang menggunakan sistem siklus apabila lahan yang telah digunakan nantinya dapat kembali ditanami apabila telah menjadi belukar. Ini mungkin memerlukan waktu yang relative lama, tetapi karena telah menjadi kebiasaan maka nantinya tanah tersebut akan tetap diolah.
b.      Khusus dataran rendah, menyebutnya dengan istilah:
Sawah untuk membedakan antara pertanian dataran tinggi dan rendah dimana pada pertanian dataran rendah sendiri berada dialiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan Selatan, dibedakan menjadi:
1.      Sawah Tahun
Umur padinya sampai berumur 1 tahun, biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tersebar didaerah khusunya seluruh Kal-Sel.
2.      Bahuma Surung
Menanam bibit padi dilakukan pada saat musim kemarau tiba, dengan panennya saat musim hujan. Bahuma surung ini dilakukan Urang Banjar hanya sebagai penyeling Sawah Tahun, hingganya lahan tidak terlantar dan tidak akan menjadi lahan tidur.
3.      Bahuma Rintak
Kebalikan dari bahuma surung maka pelaksanaannya dapat dilakukan pada saat musim penghujan, sedangkan panennya dilakukan pada saat kemarau.
4.      Bahuma Gadabung
Sama seperti pada sawah tahun, hanya saja dalam hal perbedaan penanaman bibitnya menyesuaikan dengan keadaan musim.Bahuma Gadabung sudah tidak dilakukan lagi mengingat musim yangb tidak menentu.
5.      Bahuma Penyambung
Mengingat kemungkinan musim hujan yang lama maka dilakukanlah bahuma penyambung ini agar tidak terjadi kegagalan panen pada saat musim yang tidak menentu.
2. Berkebun
Berkebun merupakan kegiatan masyarakat yang dilakukan di dataran rendah dan di dataran tinggi sesuai dengan geografis wilayahnya, usaha berkebun ini sebagai usaha jangka panjang yang dilakukan. Adapun berkebun yang dilakukan urang banjar diklasifikasikan menjadi:
1.      Kebun rumbia
Jenis perkebunan ini ditanam di dataran rendah yang dialiri sungai –sungai besar seperti sungai Bahan, Negara, dan sungai tapin. Hasil dari perkebunan ini adalah sagu, daunnya untuk atap, dan pelepahnya untuk membuat lampit, hati atau paya digunakan untuk makan ternak yaitu untuk pangan itik.Begitu bermanfaatnya rumbia sebagai usaha bidang perkebunan maka usaha ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tapin.
2.      Kebun nyiur
Merupakan perkebunan kelapa yang berada didataran rendah yang biasanya ditanam diatas tanggul atau galangan dan parit-parit berupa jalur-jalur untuk membawa buah yang dipetik dengan cara menghayutkan buah kelapa tersebut di parit-parit.
3.      Kebun pisang
Pengusahaan Pohon pisang juga dilakukan didataran rendah, yang ditanam digalangan sawah.
4.      Kebun paring atau bamboo
Kebun paring banyak terdapat didaerah-daerah dataran tinggi yang kadang terlihat seperti hutan bamboo, karena jarak yang berdekatan. Bisanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kerajianan alat penangkapan ikan, dan anyaman bambu.
5.      Kebun hanau atau enau
Jenis pekebunan ini ditanam didaerah pegunungan dengan hawa sejuk, proses pengambilan sarinya disebut menyadap seperti pada karet. Hanau atau enau ini merupakan salah satu bahan baku untuk membuat gula merah atau gula habang.Dalam proses penyadapan, orangnya harus naik keatas pohon untuk mengambil sari atau nira dan diletakkan didalam bumbung atau sejenis batang pohon bambu yang besar untuk menyimpannya, setelah beberapa jam (saat nira telah habis menetes yang terkandung) maka bumbung yang telah berisi cairan enau tadi diambil dan disaring untuk memisahkan sari dari kotoran-kotoran yang ada didalamnya, maka proses selanjutnya adalah perebusan sari sampai cairan tersebut mengental, untuk menghasilkan warana gula merah yang bagus (kekuning-kuningan) maka oleh sebagian orang diberi parutan kemiri secukupnya. Maka proses terakhir adalah penuangan sari kedalan cetakan khusus.
6.      Kebun karet
Hampir diseluruh pelosok Kalimantan-Selatan terdapat perkebunan karet, mengingat pengusahaan bidang ini dirasa sangat menguntungkan bagi orang yang mengusahakannya, khususnya adalah di daerah dataran tinggi seperti: Kabupaten Tanjung, Tabalong,HSU, HST, HSS dan Tapin yang mengusahakan lahannya untuk perkebunan karet. Secara umum penjualan hasil karet ini terdapat di daerah Tanjung.
7.      Kebun lurus
Diusahakan didataran tinggi, dan dimanfaatkan untuk usaha perkayuan, sebagai bahan baku meubel.
8.      Kebun buah-buahan bermusim
Untuk kebun buah-buahan bermusim seperti: rambutan, langsat atau duku, tiwadak atau cempedak, dan jenis buah-buahan yang ada pada bulan-bulan tertentu, jenis buah-buahan ini tersebar di seluruh pelosok Kalimantan Selatan.
3. Perikanan
1.         Perikanan darat
2.         Perikanan disungai besar
3.         Kumpai Paiwakan
Jenis pengusahaan perikanan ini umumnya berada di tepian sungai-sungai besar dengan memanfaatkan media enceng gondok (ilung) dan batang-batang pohon yang disatukan, dengan media ini maka ikan-ikan yang hidup di sungai bersarang pada media tersebut.


1.         Raba
Sama halnya dengan kumpai paiwakan maka media yang digunakan adalah batang pohon dan enceng gondok.Namun, pemeliharaan ikan ini lebih dkhususkan sebagai tempat memancing dan menombak ikan yang hidup didalamnya.
2.         Danau
Daerah Kalimantan Selatan terdapat dua buah danau yaitu danau panggang di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan danau bangkau di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ada berbagai macam ikan yang dihidup didanau tersebut, penangkapannyapun masih menggunakan alat-alat tradisional yang disesuaikan dengan pola musim.
3.         Sungai paiwakan
Anak-anak sungai ditujukan kedaerah rawa untuk kemudian sebagai tempat perkembangan ikan dengan menggunakan penghalang yang terbuat dari bamboo, pada saat musim penghujan maka penghalang antara anak sungai dengan rawa ini dibuka dimaksudkan agar ikan-ikan ini kemudian tertampung di air rawa.
4.         Sumur paiwakan
Hampir sama dengan sungai paiwakan, tetapi biasanya jauh dari tepi sungai, hingganya terdapat kesulitan untuk mengambil hasil ikan dari sumur paiwakan ini.
5.         Pirungkang
6.         Perikanan laut
4. Peternakan
1.         Peternakan kerbau atau hadangan (dilakukan di daerah dataran rendah dan dataran tinggi)
2.         Peternakan sapi
3.         Peternakan itik
4.         Peternakan ayam rumah
5. Meramu
Kegiatan meramu yang ada di masa sekarang ini yaitu:
1.         Meramu galam
2.         Meramu kapur naga, papung, dan balangiran.
3.         Meramu halayung dan sirang
4.         Meramu rotan
6. Kerajinan tangan
Ada beberapa jenis kerajinan yang berkembang di Kalimantan Selatan antara lain:
1.         Penggosokan intan dan batu-batu alam
2.         Kerajinan dengan media daun-daunan (misalnya daun rumbia)
3.         Kerajinan rotan
4.         Kerajinan jangkang
5.         Pertukangan rumah
6.         Tukang mas
7.         Kerajinan kuningan
8.         Pandai besi
9.         Kerajinan gerabah
10.     Kerajinan pembuatan kain tradisional
11.     Kerajinan pembuatan alat penangkap ikan
12.     Pembuatan anyaman purun
13.     Kerajinan sulam-menyulam dan membordir
14.     Pembuatan kue-kue tradisional
15.     Kerajinan anyaman bambu
7. Kegiatan perdagangan
Kegiatan perdagangan ini berkembang pada masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran sungai, bidangnya sendiripun ada berbagai macam perdagangan yang dijalankan oleh masyarakatnya sesuai dengan tingkat keperluan. Namun, ada ciri khas dalam kegiatan berdagang itu sendiri yakni dikenalnya system penyambangan atau pembalantikan (sebagai pedagang perantara antara produsen utama dengan konsumen tingkat lanjut yang biasanya menunggu ditempat-tempat tertentu untuk membeli secara langsung barang-barang yang akan dijual langsung dari produsen).


Ø Sistem peralatan hidup suku banjar
1.   Alat-alat produktif
Peralatan yang digunakan antara lain:
ü  Peralatan untuk bertani: parang cangkuk (untuk menebas),parang Duyung (untuk merumput di sawah),parang Lantik (untuk menebaspepohonan yang kecil),Belayung (untuk menebang pohon yang besar),dan cangkul
ü  Peralatan untuk rumah tangga : Parang Bungkul (untuk memotong benda-benda yang cukup besar),pisau,lading,kapak,dll.
2.   Senjata
Senjata digunakan masyarakat Banjar untuk melindungi dirinya dari musuh dan bisa juga berfungsi sebagai alat produktif seperti untuk mengangkap ikan,berburu di hutan,jerat perangkap,dll. Contohnya Mandau, Sumpit, serapang (tombak lima mata), tiruk (tombak panjang lurus untuk berburu ikan haruan atau ikan gabus dan tomat disungai), pengambangan ( tombak lurus bermata satu), duha ( pisau bermata dua untuk berburu babi)
3.   Makanan
Dalam pembuatan makanan diperlukan sistem teknologi yang digunakan untuk membuat makanan tersebut mempunyai nilai lebih.Bagaimana cara mengolah,memasak,dan menyajikannya juga harus diperhatikan.apalagi penggunaan bumbu-bumbunya.salah satu hasil makanan orang Banjar yang terkenal adalah SOTO BANJAR yang telah tuurun temurun menggunakan resep warisan leluhur mereka.
4.   Pakaian dan Perhiasan
Untuk itu dalam pembuatannya diperlukan sistem teknologi yang tepat seperti pembuatan kain sasirangan yang mengguanakan teknik cetak sehingga dihasilkan kain yang bermotif sama,dalam pembuatan kain tenun juga dilakukan teknik tenun halus.Perhiasan digunakan sebagai cedera mata, pelengkap dalam berbusana dan menambah keanggunan seseorang.Masyarakat Banjar telah mengenal perhiasan sejak dulu yaitu ada yang menggunakan lokan,kerang,batu hias,dan emas.
5.    Rumah
Orang Banjar mengenal sistem pembuatan rumah mereka yaitu dengan mengikat bahan material,merangkai kayu-kayu,dan menyusunnya menjadi bentuk sebuah rumah yang mereka inginkan.dengan bahan utama adalah kayu ulin karena banyak terdapat di sekitar mereka.Rumah yang dijadikan rumah adat adalah rumah bubungan tinggi/rumah panggung
karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45º. Pada mulanya bangunan rumah adat Banjar ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan.
Namun perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan di samping kiri dan kanan bangunan dan agak ke belakang ditambah dengan sebuah ruangan yang berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi.
Bangunan tambahan di samping kiri dan kanan ini tamapak menempel (dalam bahasa Banjar: Pisang Sasikat) dan menganjung keluar.
Bangunan tambahan di kiri dan kanan tersebut disebut juga anjung; sehingga kemudian bangunan rumah adat Banjar lebih populer dengan nama Rumah Ba-anjung.
6.      Alat-alat Transportasi
Yang menjadi alat transportasi utama mereka adalah jukung yang menjadi sarana trasportasi sungai. Dari ke-8 sistem teknologi tersebut menandakan bahwa masyarakat Banjar telah peka terhadap perkembangan teknologi yang sangat mereka perlukan untuk mempermudah pekerjaan mereka




Ø Sistem bahasa suku banjar
Bahasa banjar adalah bahasa daerah kalimantan selatan yang dipergunakan oleh suku banjar. Bahasa Banjar merupakan anak cabang bahasa yang berkembang dari Bahasa Melayu.Asal bahasa ini berada di provinsi Kalimantan Selatan yang terbagi atas Banjar Kandangan, Amuntai, Alabiu, Kalua, Alai, dan lain-lain. Beberapa kata-kata dalam bahasa banjar untuk kata ganti orang berdasarkan tingkatannya:
·           ( halus ) Ulun = Saya ; ( Sam) Piyan/ ( an), dika = Kamu
·           ( netral / sepadan)Aku, diyaku = aku ; Ikam, kawu = kamu
·           ( agak kasar )Unda, sorang =aku ; Nyawa = kamu.
Kalau diperhatikan pembicara-pembicara bahasa Banjar dapat diidentifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya, dan perbedaan itu dapat disebut dialek dari bahasa Banjar yang bisa dibedakan antara dua dialek besaryaitu:
·         Bahasa Banjar Hulu Sungai/Bahasa Banjar Hulu
·         Bahasa Banjar Kuala
Dialek Banjar Kuala umumnya dipakai oleh penduduk asli sekitar kota Banjarmasin, Martapura dan Pelaihari. Sedangkan dialek Banjar Hulu adalah bahasa Banjar yang dipakai penduduk daerah Hulu Sungai umumnya yaitu daerah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara (dan Balangan) , Tabalong, Amuntai, Alabiu, Kalua, Kandangan. Pemakai dialek Banjar Hulu ini jauh lebih luas dan masih menunjukkan beberapa variasi subdialek lagi


Ø Sistem keseniaan suku banjar
Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang menjadi milik masyarakat Banjar. Suku Banjar mengembangkan seni dan budaya yang cukup lengkap, walaupun pengembangannya belum maksimal, meliputi berbagai cabang seni. Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar tampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transportasi, tari, nyanyian, dan sebagainya.
1.  Seni tari
Seni Tari Banjar terbagi menjadi dua, yaitu seni tari yang dikembangkan di lingkungan istana (kraton), dan seni tari yang dikembangkan oleh rakyat. Seni tari daerah Banjar yang terkenal misalnya:
·       Tari Baksa Kembang, dalam penyambutan tamu agung.
·       Tari Baksa Panah
·       Tari Baksa Dadap
·       Tari Baksa Lilin
·       Tari Baksa Tameng
·       Tari Radap Rahayu
·       Tari Kuda Kepang
·       Tari Japin/Jepen
·       Tari Tirik Kuala
·       Tari Gandut
·       Tari Tirik
·       Tari Babujugan
·       Tari Jepen Lenggang Banua
·       Tari Japin Hadrah
·       Tari Kambang Kipas
·       Tari Balatik
·       Tari Parigal Amban
·       Tari Tameng Cakrawati
·       Tari Alahai Sayang

2.  Seni karawitan
a.    Gamelan banjar
-          Gamelan banjar tipe keratin
-          Gamelan banjar tipe rakyatan
3.  Lagu daerah
Lagu daerah Banjar yang terkenal misalnya :
·         Ampar-Ampar Pisang
·         Sapu Tangan Babuncu Ampat
·         Paris Barantai
·         Timang Banjar
·         Banjarmasin
a.       Seni ayaman
Seni anyaman dengan bahan rotan, bambu dan purun sangat artistik. Anyaman rotan berupa tas dan kopiah.
b.      Seni lukisan kaca
Seni lukisan kaca berkembang pada tahun lima puluhan, hasilnya berupa lukisan buroq, Adam dan Hawa dengan buah kholdi, kaligrafi masjid dan sebagainya. Ragam hiasnya sangat banyak diterapkan pada perabot berupa tumpal, sawstika, geometris, flora dan fauna.
c.       Seni tatah/ukir

Motif ukiran juga diterapkan pada sasanggan yang terbuat dari kuningan.

Motif jambangan bunga dan tali bapilin dalam seni tatah ukir Banjar seni ukir terdiri atas tatah surut (dangkal) dan tatah babuku (utuh). Seni ukir diterapkan pada kayu dan kuningan. Ukiran kayu diterapkan pada alat-alat rumah tangga, bagian-bagian rumah dan masjid, bagian-bagian perahu dan bagian-bagian cungkup makam. Ukiran kuningan diterapkan benda-benda kuningan seperti cerana, abun, pakucuran, lisnar, perapian, cerek, sasanggan, meriam kecil dan sebagainya. Motif ukiran misalnya Pohon Hayat, pilin ganda, swastika, tumpal, kawung, geometris, bintang, flora binatang, kaligrafi, motif Arabes dan Turki.
d.      Pencak silat kuntau banjar
Pencak Silat Kuntau Banjar adalah ilmu beladiri yang berkembang di Tanah Banjar dan daerah perantauan suku

Rumah adat Banjar ada beberapa jenis, tetapi yang paling menonjol adalah Rumah Bubungan Tinggi yang merupakan tempat kediaman pangeran/raja (keraton). Jenis rumah yang ditinggali oleh seseorang menunjukkan status dan kedudukannya dalam masyarakat. Jenis-jenis rumah Banjar:
1.      Rumah Bubungan Tinggi, kediaman raja
2.      Rumah Gajah Baliku, kediaman saudara dekat raja
3.      Rumah Gajah Manyusu, kediaman "pagustian" (bangsawan)
4.      Rumah Balai Laki, kediaman menteri dan punggawa
5.      Rumah Balai Bini, kediaman wanita keluarga raja dan inang pengasuh
6.      Rumah Palimbangan, kediaman alim ulama dan saudagar
7.      Rumah Palimasan (Rumah Gajah), penyimpanan barang-barang berharga (bendahara)
8.      Rumah Cacak Burung (Rumah Anjung Surung), kediaman rakyat biasa
9.      Rumah Tadah Alas
10.  Rumah Lanting, rumah di atas air
Miniatur jukung gundul suku Banjar

Jukung adalah transportasi khas Kalimantan. Ciri khasnya terletak pada teknik pembuatannya yang mempertahankan sistem pembakaran pada rongga batang kayubulat yang akan dibuat menjadi jukung. Jenis Jukung:
1.      Jukung Sudur (rangkaan)
1.      Jukung Sudur Biasa
2.      Jukung Sudur Bakapih
2.      Jukung Patai
1.      Jukung Biasa
2.      Jukung Hawaian
3.      Jukung Kuin
4.      Jukung Pelanjan
5.      Jukung Ripang Hatap
6.      Jukung Pemadang
3.      Jukung Batambit
1.      Jukung Tambangan
2.      Jukung Babanciran
3.      Jukung Undaan
4.      Jukung Parahan
5.      Jukung Gundul
6.      Jukung Pandan Liris
Wayang Banjar terdiri dari :
1.      Wayang kulit Banjar
2.      Wayang gung/wayang Gong yaitu (wayang orang versi suku Banjar)
8.  Mamanda
Mamanda merupakan seni teater tradisonal suku Banjar



Ø Sistem pengetahuan suku banjar
Dalam setiap suku bangsa pasti mempunyai sistem pengetahuan masing-masing begitu juga dengan suku banjar yang ada di Kalimantan Selatan,dimana sistem pengetahuan ini di dapatkan dari warisan turun-temurun nenek moyang suku Banjar itu sendiri maupun belajar dari daerah lain .Sistem pengetahuan ini digunakan untuk menghadapi tantangan kehidupan yang kompleks. Suku Banjar pada umumnya mempunyai pengetahuan tentang:
1.Pengetahuan tentang Alam sekitar/tempat tinggal.
Pengetahuan suku banjar tentang alam sekitar,yaitu pengetahuan mengenai musim-musim,dan gejala alam.Pengetahuan tentang musim ini digunakan masyarakatnya untuk menentukan kapan musim tanam bagi mereka yang bertani,sedangkan bagi yang bermata pencaharian melaut musim digunakn untuk mengetahui kapan musim yang baik untuk pergi melaut.
2.Pengetahuan tentang Fauna dan Flora di daerahnya.
Pengetahuan tentang Flora ini berfungsi untuk mengetahui tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka,tumbuh-tumbuhan apa saja yang dapat dijadikan sayur serta tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit dan tumbuh tumbuhan yang digunakan untuk upacara keagamaan.
Pengetahuan tentang Fauna merupakan pengetahuan mengenai binatang-binatang yang ada dan hidup di lingkungan alam mereka.Bagi masyarakat yang suka berburu atau bermata pencaharian berburu pengetahuan ini sangat penting karena untuk mengetahui binatang apa saja yang dapat diburu serta mengetahui daerah buruan.Bagi masyarakat petani pengetahuan tentang fauna ini juga sangat penting untuk menjaga tanaman mereka dari binatang yang dapat merusaknya.Tetapi petani juga dapat mengetahui binatang yang dapat dipelihara dan dimanfaatkan untuk menjaga tanaman mereka seperti Anjing yang dapat dilatih untuk untuk menjaga tanaman petani dari gangguan binatang lain seperti Babi dan Anjing juga bisa digunakan untuk berburu.
3.Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional.
Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional,pengobatan tradisional ini ada yang didapat dari keturunan yang di wariskan secara turun-temurun ataupun dari belajar.Dalam pengobatan tradisional ini bahan yang digunakan untuk obat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka.Tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat ini hampir diketahui oleh semua suku Banjar karena selalu digunakan untuk penyakit yang mereka ketahui,penyebarannya pun lewat mulut ke mulut. Pengobatan Tradisional ini penyembuhannya ada dengan tindakan jasmani dan ada dengan tindakan rohani.Tindakan pengobatan secara jasmani ini yaitu tukang urut atau tukang pijat,Bidan beranak/melahirkan,yang mana pengetahuan ini mereka dapat dari orang tua atau keluarga karena faktor keturunan.
Pengobatan melalui tindakan Rohan.Orang yang mempunyai pengetahuan ini terbagi dua yang pertama mereka yang mempunyai pengetahuan agama yang luas,pengobatan ini menggunakan doa-doa atau ayat-ayat dari Al Quran yang ditiupkan kedalam air dan air itu diminumkan atau diusapkan ke muka si sakit.Kedua mereka yang mempunyai ilmu kebatinan dimana keberadaannya dibenarkankan oleh masyarakat karena terbukti dari penyembuhan penyakit yang mereka lakukan. Dengan pengetahuan tentang pengobatan tradisional ini,masyarakat mempunyai pandangan terhadap jenis penyakit yang ada di sekitar mereka.
4. Sistem pengetahuan tentang waktu
Nama bulan, hari dan penyebutan waktu dalam sehari semalam yang di gunakan masyarakat Banjar,adalah mengadopsi dari bahasa Arab.


5.Sistem ilmu pengetahuan
Ciri khas sistem ilmu pengetahuan banjar, berkembangnya pendidikan tradisional, utamanya pendidikan agama islam yang dikenal sebagai ‘pengajian’. Pelajaran yang di berikan oleh tuan guru dalam pengajian adalah tauhid, fiqih danilmu tasawuf.